Bacalah artikel ini, layaknya Anda seorang Proklamator! !!
(artikel ini dimuat Majalah Intisari edisi Agustus 2008, hal. 22-23)
Seorang manusia bayi terlahir dengan pikiran yang kosong. Kosong tanpa
isi, kosong tanpa doktrin, kosong tanpa "install" apapun, sebuah
pikiran yang luas, yang merdeka. Namun setelah dewasa, uniknya kita
malah (bahkan) terus mencari sang saka "Merdeka!", kadang hanya
sepotong kemerdekaan diri. Menjadi pribadi yang bebas, menjadi pribadi
yang mandiri. Menjadi pribadi yang merdeka.
Mengapa demikian? Apa yang telah diisi ke pikiran kita? Apa yang
di-install? Siapa yang meng-install? Siapa yang bertanggung jawab atas
isi pikiran kita? Siapa yang salah?
Tidak perlu dijawab, karena hanya memperpanjang persoalan. Marilah
kita berfokus untuk me-merdeka-kan diri saja. Walau, "Merdeka" bisa
hanya berupa kata, bisa juga berupa makna, mungkin bisa berupa hikmah,
bahkan bisa menjadi bebas. Bebas terlepas dari kukungan, belenggu
diri, ikatan kencang sang ego.
Sebagai seorang Motivator dan praktisi NLP (Neuro Linguistic
Programming) , saya hanya ingin berbagi sedikit pengalaman menang
"berperang" dengan penjajah dalam pikiran sendiri.
1. Saat penjajah muncul dalam pikiran "Apa mungkin, ya?", pergilah ke
cermin, tatap dia yang ada dicermin dengan tajam, katakan: "Gak ada,
yang gak mungkin! Anything is POSSIBLE"
2. "Tapi, apa kamu bisa, gitu lho?" Jawablah "Bukan persoalan bisa
atau tidak bisa, namun Mau atau Tidak Mau!"
3. "Aku kan sayang pada kamu…" Jawablah "Jika memang kau sayang
padaku, berikan aku kesempatan untuk membuktikan siapa diriku ini"
4. "Bagaimana kalau kamu dihina orang?" Jawablah "Hinaan aku perlukan
sebagai sumber daya pengungkit agar aku terus bergerak maju"
5. "Bagaimana kalau kamu gagal?" Jawablah "Gagal memang bisa muncul,
hanya bila aku berhenti dan menyerah"
6. "Tapi ada waktunya kamu juga harus berhenti sejenak, bukan"
Jawablah "Betul, boleh berhenti. Namun, untuk beristirahat agar
mendapat tenaga baru. Bukan untuk berleha-leha atau menyerah"
7. "Ah, memang kamu keras kepala" Jawablah "Bukan soal keras kepala,
manusia harus hidup dengan keras prinsip. Keras dalam tekad agar
kepala tetap tegak sampai di akhir hayat"
8. "Kamu yakin bisa sukses?" Jawablah "Bukan soal sukses atau gagal,
yang terpenting adalah menyelesaikan apa yang telah dimulai"
9. "Walau kadang berat?" Jawablah "Justru berat membuat kita kuat.
Dengan semakin kuat, maka kitapun akan mampu mengangkat yang lebih berat"
10. "Ah, kamu sombong sekali" Jawablah "Sepertinya sombong, namun ini
adalah tekadku dalam mengarungi kehidupan ini. Tekad menimbulkan
semangat. Semangat bukanlah kesombongan. Semangat adalah energi dahsyat"
11. "Apa tujuan hidupmu, jika demikian" Jawablah "Paling tidak menjadi
seseorang yang berarti dalam hidup ini, seseorang yang dapat memberi
makna, berbagi hikmah, seseorang yang berguna untuk orang lain"
12. "Apakah cita-cita itu tidak ketinggian?" Jawablah "Mungkin tinggi,
namun jika kita merangkak ke atas, raih demi raih, maka ketinggianpun
dapat dicapai"
13. "Apakah perjalanan mencapai impian itu tidak berat?" Jawablah
"Memang berat, namun mungkin untuk diwujudkan"
14. "Jadi kamu yakin 100%" Jawablah "Keyakinanlah yang membuat manusia
bisa terbang tinggi, setinggi yang diinginkan, sejauh yang bisa dicapai"
15. "Jadi tekadmu sudah bulat" Jawablah "Tekadlah yang menjadi sumber
tenaga dahsyat manusia untuk ke bulan"
16. "Kamu sudah siap mental ke depan?" Jawablah "Manusia diberi akal
budi oleh Tuhan, apapun halangan di depan, selama kita percaya dan
berserah pada Dia, maka pasti akan dibukakan jalan. Dimana ada
kemauan, disitu pasti ada jalan. Jika belum ketemu jalan, maka buatlah
jalan"
17. "Baiklah, aku mendukungmu" Jawablah "Dukungan memang diperlukan
manusia untuk mempercepat dan memperkuat perjuangan dalam mengarungi
samudra kehidupan ini. Samudera memang luas, namun pasti dan pasti ada
pantai indah nun jauh disana. Pasti! Jika kita terus mengayuh,
mengayuh dan mengayuh…"
Merdekalah, saudaraku!
Merdekalah…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar